Total Tayangan Halaman

Jumat, 23 Desember 2016

Tiga Surga Bersejarah di Kepulauan Seribu

Tulisan kali ini akan membahas tentang liburan ane ke Kepulauan Seribu, udah telat sih tapi gapapa lah ya hahaha (maksa)

Jadi ceritanya udah lamaaaa banget pengen ke Kepulauan Seribu tapi ga kesampaian, gegara liat buku tentang Kepulauan Seribu di Gram*d jadilah keinginan itu semakin menggebu. Ciieeelah

Akhirnya browsing lah nyari-nyari destinasi ke sana, kebanyakan sih menawarkan Pulau Harapan, Pramuka, Bidadari, Tidung dan 3 pulau sekaligus yaitu Pulau Kelor, Onrust dan Cipir (One Day Trip). Berhubung saya sebatang kara di sini, iya di sini. Akhirnya mencari partner gembel yang siap diajak kesana. Pilihan saya jatuhkan pada trip tiga pulau. Hanya dengan Rp 100.000,00 saja udah bisa nggembel-nggembel cantik di ketiga pulau itu hahaha (berasa lagi iklan). Setelah nyari temen yang sama-sama kalem (baca: sengklek) seperti saya, berangkatlah kita pas tanggal 11 Desember 2016.

Di jadwal sih kita kumpul di Dermaga Muara Kamal, namanya sih ga terlalu familier ya daripada Muara Angke dan muara-muara lainnya. Akses menuju dermaga Muara Kamal – Jakarta Utara:
1. Transjakarta menuju Kalideres turun shelter, naik angkot carry plat hitam ke Muara Kamal sampai mentok Muara Kamal atau Tempat Pelelangan Ikan (Rp.6.000), jalan kaki menuju dermaga Muara Kamal.
2. Bis apapun yang jurusan Kalideres turun di Perempatan Cengkareng (ciri ada Ramayana), naik angkot carry plat hitam ke Muara Kamal sampai mentok Muara Kamal atau Tempat Pelelangan Ikan (Rp. 6.000), jalan kaki menuju dermaga Muara Kamal.
3. Dari arah Tangerang naik angkutan apapun yang menuju Grogol, turun di Perempatan Cengkareng (ciri ada Ramayana), naik angkot carry plat hitam ke Muara Kamal sampai mentok Muara Kamal atau Tempat Pelelangan Ikan (Rp.6.000), jalan kaki menuju dermaga Muara Kamal.
4. Taksi sampai Tempat Pelelangan Ikan Muara Kamal, jalan kaki menuju dermaga Muara Kamal. Jika Peserta tidak mengetahui rute dari tempat asal menuju transit, bisa menanyakan ke panitia. Panitia siap membantu.
Ini penampakan Dermaga Muara Kamal
Harusnya sih kita berangkat jam 07.30 dari  tapi biasa lah ya orang Indonesia jadinya jam 08.30 baru berangkat, syediih lah ane yang daripagi belom makan. Saran buat yang mau ke sini mending sarapan dulu dari rumah takutnya ga tega makan di dermaga yang bau amis ikan.
Setelah menunggu lama, akhirnya panitia tour menyuruh kita bersiap-siap untuk berangkat, dan melesat lah kita ke destinasi pertama yaitu Pulau Kelor. Perjalanan dari Dermaga Muara Kamal ke Pulau Kelor cukup cepat hanya memakan waktu 30-40 menit. Pas perjalanan kita bisa liat perahu nelayan lainnya atau speed boat yang ngangkut penumpang ke pulau-pulau lain. Di buai ombak yang awalnya keruh jadi bening dan angin laut yang sepoi-sepoi mantaplah perjalanannya.
Akhirnya kita tiba di Pulau Kelor (oiya Pulau ini makin booming karena pernah dipake nikah sama Rio Dewanto sama Atikah Hasiholan). Pulau ini ga luas-luas banget jadi ga butuh waktu lama buat mengeksplornya, Ikon yang terkenal adalah Benteng Martello yang udah berdiri sejak jaman VOC masih berkuasa, katanya sih fungsinya buat mempertahankan Batavia dari serangan musuh. Oiya kata Tour Guidenya dahulu Pulau Kelor lebih luas dari sekarang dan dulu merupakan kuburan bagi orang-orang yang meninggal di Pulau Onrust, jadi kalau main air di pantainya kemungkinan bisa nemu tulang belulang manusia. Syereem kan ya, tapi tetep ga menyurutkan niat kamu buat pecicilan kog #eh
Benteng Martello yang aduhai cantiknya
Jangan lupa pose di sini juga kaka ^.^
Perpaduan alam dan sejarah. Pantainya jhooon, sukak banget
Berangkat bedua, di sini raaammmmeee jugak with rombongan open trip

Setelah puas mengeksplor Pulau Kelor, akhirnya kita pindah ke sebelahnya yaitu Pulau Onrust. Perjalanan dari Kelor dan Onrust hanya memakan waktu sekitar 10-15 menit. Pulau ini dikenal juga sebagai Pulau Kapal karena dulu merupakan galangan kapal yang ramai di abad 17. Di namakan Pulau Onrust karena berasal dari kata Unrest (tidak beristirahat) karena ramainya pulau ini pada masa kejayannya. Di pulau ini terdapat reruntuhan benteng, penjara Jepang, makam Belanda, terowongan penyimpanan air bersih, bekas barak penampungan haji, bekas tempat penampungan tunawisma dan makam keramat petinggi DI/TII Kartosoewirdjo.
Welcome to Onrust Island
Rindangnya Pulau Onrust dengan aura mistisnya
Bekas barak karantina haji
Kompleks Pemakaman Belanda
Di Pulau ini dahulu para jamaah haji yang akan berangkat dan yang akan pulang ditampung di sini, alibinya sih buat mencegah penyakit masuk. Tapi aslinya buat menghilangkan pengaruh dari Arab yang bisa mengancam eksistensi kolonialisme Belanda di Indonesia, makanya pemerintahan Belanda memberikan mereka gelar Haji untuk menandai orang-orang yang menimba ilmu di Arab. (Belanda mah gitu kebanyakan alibi hahaha)
Selain itu terdapat juga pemakaman Belanda, yang terkenal adalah makam Maria Van De Velde yang mati muda saat berumur 28 tahun karena menunggu kekasihnya yang tak kunjung datang (oh mbak Maria malang benar nasibmu). Di batu nisannya tertulis puisi yang dia buat untuk kekasihnya, Konon pada malam hari hantu Maria kadang menampakan diri, namun saat diklarifikasi ke Bapak Guidenya bilangnya sih nggak ada apa-apa.
Puas mengeksplor sejarah di Pulau Onrust, saatnya kita ke destinasi terakhir yaitu Pulau Cipir (Pulau Khayangan) dikenal sebagai Pulau Khayangan karena dulu banyak orang meninggal di sini (ada yang dikubur di Pulau Kelor ada juga yang jasadnya langsung dibuang ke laut. Al Fatihah). Pulau Cipir terletak kalo nggak salah tepat di sebelah selatan Pulau Onrust sekitar 100 meter kali ya, pokoknya deket banget. Perjalananya hanya sekitar 5 menit.
Pintu Gerbang Pulau Cipir. Anginnya cuuyy
D Pulau Cipir terdapat reruntuhan bekas rumah sakit yang lumayan luas.
Reruntuhan bekas rumah sakit
Tembok bekas rumah sakit. Abaikan penampakannya :D
Wefie dulu kita sama keluarga baru
Abis keliling pulau, nyeburlah kita
Puas mengeksplor pulau, ga lengkap rasanya kalau ke pantai tapi ga nyebur, alhasil beginilah kita kaya paus anyut hahaha. Alhasil begitulah One Day Trip saya mengunjungi tiga surga bersejarah di Kepulauan Seribu, oiya kata guide nya ketiga pulau ini dulu saling berkaitan erat (harusnya sih empat pulau, yang satu Pulau Bidadari karena katanya sudah dikuasai swasta dan ada resort di sana jadi kita ga bisa masuk sembarangan. Duuh sayang banget ya). Sekian tulisan saya yang amburadul, kalau ada yang masih salah maapkeun nyak, nyai masih belajar. Jangan lupa bahagia ^.^